Siang itu setelah mengimami shalat, Rasululloh berdiri dengan susah payah lalu berkhutbah : “Wahai sekalian manusia , aku adalah nabi kalian yang menasehati kalian untuk berbuat baik dan menjauhi segala kemungkaran, aku adalah sahabat kalian. Barangsiapa yang pernah aku sakiti dahulu, baik aku sengaja ataupun tidak, maka sebelum aku meninggalkan kalian hendaklah ia mengambil qishash dariku”.

Setelah tiga kali beliau mengulang permintaannya itu, berdirilah Ukasyah bin Mihshan, ia berkata, “Saya ya Rasululloh. Ketika peristiwa Badar, onta yang engkau tunggangi berjalan beriringan dengan ontaku . Waktu itu engkau melecutkan cambukmu dan mengenai perutku. Aku tidak tahu, apakah engkau sengaja atau tidak”.

Rasululloh menjawab, “Tidak ada maksud ku kepadamu kecuali aku memang sengaja melakukannya.” Beliau lantas menyuruh Bilal untuk mengambilkan cambuknya di rumah putrinya Fatimah.

Raut muka Ukasyah yg menampakkan keseriusan, membuat para sahabat merasa kesal dan marah melihat kelancangannya. Seketika , berdirilah Abu Bakar dan Umar di susul Ali dan terakhir Hasan dan Husein. Semua berkata, “Wahai Ukasyah, kami tidak akan membiarkanmu menyakiti tubuh Rasululloh sedikitpun. Jika engkau berkehendak maka lakukanlah qishash itu kepada kami”.

Namun Rasululloh memberi isyarat agar mereka kembali ketempat duduknya masing-masing. “Duduklah kalian. Alloh telah mengetahui kedudukan kalian yang mulia di sisiNya”.

Tak lama kemudian datanglah Bilal dengan membawa sebuah cambuk. Cambuk itu langsung diserahkan Rasululloh kepada Ukasyah, “Terimalah cambuk ini dan laksanakanlah keinginanmu.”

“Wahai Rasululloh ketika engkau engkau mencambukku aku sedang tidak mengenakan baju, aku ingin agar engkau juga tidak mengenakan baju,” pinta Ukasyah enteng.

“Baiklah.” Kata beliau sambil melepaskan jubah yang menyelimuti tubuh lemahnya.

Ulah Ukasyah membuat suasana semakin tegang. Sebagian sahabat bahkan hampir tidak bisa mengendalikan emosinya. Kalau saja Rasululloh tidak mencegah mereka mungkin Ukasyah sudah mereka pukul.

Begitu Rasululloh melepas pakaiannya, Ukasyah segera melemparkan cambuk dari tangannya dan melompat memeluk perut beliau erat-erat. Menciumnya sambil menangis. Sahabat yang lainpun semakin heran melihat kelakuan sahabat yang satu ini. “Apa yang engkau inginkan wahai Ukasyah ?” Tanya Rasululloh. Ukasyah menjawab, “Wahai Rasululloh, jiwaku adalah tebusanmu jika ada yg berani menyakitimu. Aku tahu bahwa hari ini adalah pertemuan kita yg terkahir, karena sebentar lagi engkau akan meninggalkan kami. Kalaupun nanti aku masuk syurga tentu sulit bagiku untuk bertemu denganmu karena derajat kita yang jauh berbeda. Tetapi jika neraka adalah tempatku maka inilah kesempatan terakhir bagiku menatap wajahmu. Oleh karena itu, sebelum kita berpisah aku ingin kulitku yg hina ini bersentuhan dengan kulitmu yg mulia.”

Rasululloh pun menangis mendengar ucapan Ukasyah ini, lalu beliau bersabda, “Wahai sahabatku, jika kalian ingin melihat penduduk syurga maka lihatlah Ukasyah, karena ketulusan cintanya kepadaku.”

Para sahabat lantas berdiri dan memeluk Ukasyah mereka bergantian menciumnya sebagai penghormatan atas dirinya yg telah dijamin masuk syurga karena cintanya yg sangat tulus kepada Rasululloh SAW.

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can alway preview any post or edit you before you share it to the world.